DUNIA-NEWS Matahari Kota Jakarta masih bersinar terik ,meski waktu sudah memasuki sore hari. Hampir seminggu sejak dimulainya bulan puasa, banyak orang mulai memadati kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, untuk ngabuburit dengan berolahraga, khususnya lari. Tak hanya di GBK, berdasarkan pantauan Kompas.com di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta Timur pada Jumat (7/3/2025), banyak juga pengunjung yang lari sore sambil menunggu waktu berbuka puasa. Baca juga: Lari Selama Puasa, Fokus pada Durasi Bukan Jarak Baik tua maupun muda mendatangi kedua tempat tersebut untuk latihan lari. Ada yang datang bersama sahabat, ada pula yang datang sendirian. Setelah seharian bekerja, serta menahan lapar dan dahaga, lari justru menjadi pilihan sebagian orang untuk melepas penat dan menjaga kebugaran tubuh. Puasa Bukan Halangan untuk Bertanding Artikel Kompas.id Puasa ternyata bukan penghalang bagi mereka yang tetap ingin berlari, demi menjaga performa tubuh di tengah ibadah. Lihat Foto Komunitas 3One Runners berkumpul untuk lari bersama menjelang waktu berbuka puasa di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Kamis (6/3/2025).(KOMPAS.com/DEVI PATTRICIA) Baca juga: Lilie Wijayanti Poegiono Sudah Izin Suami untuk Mendaki Puncak Carstensz Konsisten lari meski berpuasa Banyak orang beranggapan, puasa membuat tubuh tidak bisa beraktivitas berat, termasuk berolahraga Namun, hal ini tidak berlaku bagi Randi Ocktaputra (38). Pria yang bekerja sebagai IT ini justru ingin tetap konsisten berlari meski sedang berpuasa. Laki-laki yang bergabung ke dalam komunitas lari 3One ini ingin tetap menjaga performanya dengan konsisten latihan di bulan puasa. Baca juga: Berkah Ramadhan, Kisah Para Penjual Takjil di Malang yang Tak Kenal Lelah “Tetap lari, biasanya sebelum berbuka puasa. Meski puasa harus tetap aktivitas sehari-hari, termasuk lari sore untuk jaga kesehatan,” kata Randi saat ditemui di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Kamis (6/3/2025). Mulai mencintai lari sejak tahun 2021, sejak itu Randi selalu menyempatkan waktu untuk lari ketika pulang kerja. Sama halnya dengan Randi, semangat Dyah Kaniasari (64) untuk berolahraga di bulan puasa pun tidak kendor, justru tetap membara. Baca juga: Kisah Suami Lilie Wijayanti Sebelum Tragedi Carstensz Di usianya yang tak lagi muda, Dyah justru semakin aktif untuk mengikuti komunitas lari Adewan Running Academy. Bahkan, ia rutin berlatih seminggu 2 kali dengan program latihan yang sudah diatur oleh pelatihnya. Dyah sudah mulai konsisten olahraga sejak usianya masih 40 tahunan. Ia merasa semakin bugar dan tidak mudah lelah jika rutin olahraga.
Konsisten lari meski berpuasa Banyak orang beranggapan, puasa membuat tubuh tidak bisa beraktivitas berat, termasuk berolahraga Namun, hal ini tidak berlaku bagi Randi Ocktaputra (38). Pria yang bekerja sebagai IT ini justru ingin tetap konsisten berlari meski sedang berpuasa. Laki-laki yang bergabung ke dalam komunitas lari 3One ini ingin tetap menjaga performanya dengan konsisten latihan di bulan puasa. Baca juga: Berkah Ramadhan, Kisah Para Penjual Takjil di Malang yang Tak Kenal Lelah “Tetap lari, biasanya sebelum berbuka puasa. Meski puasa harus tetap aktivitas sehari-hari, termasuk lari sore untuk jaga kesehatan,” kata Randi saat ditemui di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Kamis (6/3/2025). Mulai mencintai lari sejak tahun 2021, sejak itu Randi selalu menyempatkan waktu untuk lari ketika pulang kerja. Sama halnya dengan Randi, semangat Dyah Kaniasari (64) untuk berolahraga di bulan puasa pun tidak kendor, justru tetap membara. Baca juga: Kisah Suami Lilie Wijayanti Sebelum Tragedi Carstensz Di usianya yang tak lagi muda, Dyah justru semakin aktif untuk mengikuti komunitas lari Adewan Running Academy. Bahkan, ia rutin berlatih seminggu 2 kali dengan program latihan yang sudah diatur oleh pelatihnya. Dyah sudah mulai konsisten olahraga sejak usianya masih 40 tahunan. Ia merasa semakin bugar dan tidak mudah lelah jika rutin olahraga.[Arifin/Kompas.Com]
0 Comments