KWARTIR NASIONAL | Sebanyak 340 pelajar SMA mengikuti Kemah Penguatan Pendidikan Karakter Siswa SMA melalui Kepramukaan (Kepak) 2019. Perhelatan Kepak diselenggarakan Direktorat Pembinaan SMA Kemendikbud bekerja sama dengan Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka dan Pusat Pendidik Dirgantara.
Kegiatan Kepak 2019 berlangsung selama seminggu di kawasan Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Peserta Kemah Pendidikan karakter adalah para siswa SMA hasil seleksi kemah penguatan karakter di provinsi seluruh Indonesia. Kepak bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang tangguh, religius, nasionalis, disiplin, dan memiliki kecakapan hidup.
Para peserta juga diberikan informasi materi mengenai penanggulangan radikalisme, cinta bahari, antinarkoba dan program kesiswaan. Direktur Pembinaan SMA Kemendikbud, Purwadi Sutanto mengatakan ada lima kelompok karakter yang harus dimiliki oleh generasi muda yakni religiusitas, nasionalisme, mandiri, gotong royong, dan berintegritas tinggi.
“Begitu pentingnya karakter kuat, di antaranya melalui penghayatan makna Indonesia Raya 3 Stanza. Karena, fondasi untuk kita bisa berjalan ke depan dan menghadapi era digitalisasi adalah dengan memiliki karakter,” kata Purwadi saat pembukaan Kepak..
Ia berharap para peserta Kepak 2019 dapat mengikuti seluruh kegiatan dengan baik sebagai persiapan untuk menjadi pemimpin di kemudian hari.
Dalam menyelenggarakan Kepak bertema Siswa SMA Pelopor Karakter Bangsa yang berintegritas, kreatif dan mandiri, Direktorat Pembinaan SMA bekerja sama dengan Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka dan Pusat Pendidik Dirgantara. Terkait dengan peran Pramuka di zaman ini, Kepala Pusdiklatnas Gerakan Pramuka Joko mengatakan peran Pramuka sebagai perekat bangsa.
Menurutnya, setiap anggota Pramuka harus menghayati makna tersebut dan menjaga Indonesia agar tetap abadi. “Harapan kami pada adik-adik sebagai tunas-tunas dan tonggak bangsa yang nantinya membawa bangsa ini ke arah cita-cita luhur Indonesia, yakni bersatu, bahagia, abadi,” kata Joko.
Sejumlah narasumber hadir di Kepak 2019 untuk membagikan pengalaman mereka seputar bidang yang mereka tekuni. Salah satunya adalah pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan. Ia berbagai pengalaman pribadinya tentang bagaimana kelompok radikal merekrut anggotanya. Ia berpesan, agar kita semua harus waspada dan melaporkan kepada pihak terkait yakni guru, orang tua, bahkan kepolisian, jika berhadapan dengan orang-orang yang terindikasi menyebarkan paham ini.
Selain itu hadir Kepala Satuan Tugas Politik Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK, Guntur Kusmeiyano. Ia menjelaskan bahwa kebiasaan kecil yang tidka baik, misalnya tidak jujur dan tidak disiplin waktu, bisa menjadi pemicu seseorang berlaku korupsi. Kemudian hadir juga Co-Founder & CEO Dermamigo, Ismi Alawiyah.
Ia mengajak anak muda untuk mulai berwirausaha namun tidak hanya sekadar mandiri secara finansial saja melainkan juga agar kita bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Para peserta Kepak juga diajak untuk mengikuti lima jenis permainan di kawasan Citra Alam Riverside, Cisarua, Jawa Barat. Kelima permainan itu yakni Pancasila, Titian Religi, Meraih Bintang, Roda Perjuangan, dan Segitiga. Semua permainan tersebut mengajarkan mereka tentang arti kebersamaan, kekompakan, bekerja sama, dan saling tolong menolong.
Selain ada juga sesi literasi digital, di mana mereka ditantang untuk membuat vlog dalam e-sport challenge. Di sini mereka terbagi dalam 68 kelompok dan harus memecahkan kunci melalui kode batang (barcode) agar dapat mengetahui tema apa yang akan mereka angkat dalam membuat konten vlog. Untuk menambah wawasan tentang tempat bersejarah, para peserta mengunjungi tiga lokasi bersejarah, yakni Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal, dan Gereja Katedral.(JPP/Kemdikbud)
0 Comments